30/01/09

KEJAHATAN YAHUDI DULU DAN KINI

SAMPAI hari ini, korban tewas pembantaian warga Muslim di Jalur Gaza hampir mencapai 1000 orang. Sedang korban luka hampir 4000 orang. Meski semua orang menangis dan mengecam, Zionis-Israel, dengan dukungan Amerika tak bertindak apa-apa. Janganlah berharap Amerika memberi sanksi. Bahkan sekedar mengecam saja, tak akan dilakukan. Bandingkanlah, andai kata yang melakukan ini adalah kaum Muslim. Mungkin, semua pesawat tempur dan pasukan Amerika sudah langsung menyerbu. Lihat kasus invasi Iraq dan Afghanistan.

Pengabaian dunia terhadap pembantaian massal (genosida) yang secara terang-terangan ini adalah sebuah pemandangan paling memuakkan dan memalukan. Bahkan, Shlomo Ben Ami, mantan Menlu Israel dalam artikel di Jakarta Post (entah apa maksud koran ini yang justru memberi fasilitas suara penjajah ketika itu) justru seolah melegalkan aksi-aksi pembantaian dan pembunuhan massal yang dilakuan Israel tersebut.

Pertanyaannya, mengapa semua ini terjadi? Mengapa Amerika dan dunia Barat yang selama ini paling sering menjadikan HAM dan demokrasi tiba-tiba menelan ludah mereka sendiri ketika Israel melawan nilai-nilai HAM dan demokrasi?

Mengapa ini bisa terjadi? Mengapa di zaman terbuka --dimana masyarakat—senantiasa berharap menghargai pandangan dan nilai-nilai kemanusiaan, justru ada kaum bernama Yahudi-Israel paling sering melanggarnya?

Sebelum menjawab itu, ada baiknya kita memahami dulu karakter bangsa Yahudi (Israel). Mengapa bangsa yang kecil ini tiba-tiba begitu beringas dan sering tidak mematuhi kesepakatan dan nilai-nilai bersama. Secara umum, sejarahnya amat panjang. Hampir semua catatan sejarah –terutama— Al-Kitab dan Al-Quran menjelaskan perjalannya dengan rinci dan detil.

Kita ketahui dari firman Allah swt:

"Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israel dalam Kitab itu: Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali, dan pasti kamu akan meyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” [QS. al-Isra’: 4]

Kerusakan pertama telah terjadi dan Yahudi pun dikutuk hingga tak memiliki tanah air sampai akhirnya mencaplok bumi suci Palestina sebagai bagian dari skenario langit untuk membasmi bangsa babi dan monyet itu secara keseluruhan akibat kesombongan mereka. Hal itu telah diisyaratkan dalam firman-Nya:

Dan Kami berfirman sesudah itu kepada bani Israil: Tinggallah di muka bumi, maka apabila datang janji terakhir niscaya Kami datangkan kamu dalam keadaan bercampur baur”. [QS. al–Isra’: 104]

Kebiadaban Israel yang Cuma berjumlah 7 jutaan jiwa itu memang menjadi pertanda akan segera berakhirnya zaman ini. Bayangkan, jumlah umat Islam se dunia 1,5 milyaran, namun tak sanggup menghentikan kebrutalan Israel di Palestina. Bahkan kita melihat dengan mata kepala sendiri lewat televisi bagaimana Israel dengan pongahnya memborbardir Gaza, seolah kita membiarkan Israel membantai muslim Palestina. Tak berkutik sedikit pun, kecuali demo dan bantuan kemanusiaan. Padahal yang dibutuhkan adalah bahasa besi sebagaimana bahasa itu digunakan Israel menjajah Palestina. Bukan bahasa diplomasi lagi. Bahasa itu sudah usang. Suka atau tidak, peperangan total melawan Israel akan terjadi sebagai episode akhir zaman.

"Kiamat tidak akan terjadi sebelum kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi. Mereka akan diperangi kaum Muslimin, sehingga orang-orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Maka berkatalah batu dan pohon tersebut: Wahai orang Islam, wahai hamba Allah, ini ada orang Yahudi bersembunyi di belakangku, kemarilah, bunuhlah dia! Kecuali pohon gharqad, karena pohon itu adalah pohon Yahudi”. (HR.Bukhori-Muslim)

Fakta Kebiadaban Yahudi

Mari kita buktikan kebiadaban Yahudi sepanjang sejarah kemanusiaan yang diketahui dan terdokumentasi secara akurat, seperti dalam Al-Quran, hadits, manuskrip, maupun catatan sejarah dunia. Kejahatan yahudi dimulai sejak 12 keturunan Nabi Ya’kub dari sejumlah istri mencelakai Yusuf. Ke-12 anak Ya’kub as adalah Ru’bin, Syam’un, Yusakir, Zabulun, Dan, Nafqali, Jamid, ‘Askir, Yusuf, Benyamin, Yahuda, dan Lawi. Kemudian ke-12 keturunan tersebut berkembang menjadi 12 suku sampai hari ini. Makar jahat mereka yang pertama terjadi pada zaman Nabi Ya’qub as. Mereka berkeinginan menyingkirkan saudaranya sendiri, Yusuf as yang berakhlaq mulia supaya mereka lebih dicintai bapaknya. (QS.Yusuf: 7-18)

Kejahatan paling mengerikan adalah kegemaran mereka membunuh para Nabi dan Rasul. Mereka telah membunuh Nabi Yahya as secara kejam yaitu memenggal lehernya dan kepalanya diletakkan di nampan emas. Nabi Zakaria as juga dibunuh secara keji, yaitu dengan digergaji tubuhnya. Kedua pembunuhan ini terjadi pada masa pemerintahan raja Herodes. Mereka juga gemar membunuh orang-orang sholeh lainnya.

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi tanpa alasan yang benar, dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka dengan siksa yang pedih“. [QS. Ali Imran: 21]

Nabi Isa as. pun tidak luput dari rencana busuk mereka untuk membunuhnya, akan tetapi Allah SWT menyelamatkannya.

Dan karena ucapan mereka: Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih Isa ibnu Maryam Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh dan salib itu ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan Isa) benar-benar dalam keraguan tentang (yang dibunuh) itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak yakin bahwa yang mereka bunuh itu Isa”. [QS. An-Nisa’: 157]

Kejahatan raja Zu Nuwas adalah seorang raja Yahudi Najran di Yaman yang sangat fanatik, tidak ingin ada agama lain di daerah kekuasaannya. Alkisah ada sekelompok pengikut Nabi Isa as yang setia (Nasrani), ketahuan oleh mata-mata kerajaan. Lalu mereka dipaksa murtad dan masuk Yahudi, siapa tidak mau akan dibakar hidup-hidup. Raja Zu Nuwas memerintahkan pasukannya untuk menggali parit dan menyiapkan kayu dan bahan bakar, yang akan digunakan untuk membakar umat Nasrani pengikut Nabi Isa as yang setia dan tidak mau murtad. Kejadian ini dikisahkan di dalam Al-Qur’an:

Binasalah orang-orang yang membuat parit, yang berapi dinyalakan dengan kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu, melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah SWT Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”. [QS. al-Buruj: 4 – 8].

Di Romawi pada masa kaisar Markus Urulius, seorang rabbi Yahudi berhasil menghasutnya untuk memusuhi agama Nasrani dan pemeluknya. Akhirnya dibuatlah keputusan untuk membunuh semua prajurit yang beragama Nasrani. Hasutan rabbi Yahudi tersebut dilanjutkan dengan menakut-nakuti kaisar, bahwa orang-orang Nasrani mengidap penyakit menular yang membahayakan rakyat. Oleh karena itu kaisar mengeluarkan perintah untuk membunuh semua penduduk Roma yang beragama Nasrani.

Puncak kejahatan Yahudi pada episode pertama terjadi pada masa Rasulullah saw di Madinah. Sebagaimana diketahui bahwa Nabi saw sebagai penguasa Madinah melakukan perjanjian damai kepada tiga suku Yahudi, yakni Bani Nadhir, Bani Qainuqa, dan Bani Quraizhah. Akhirnya ketiganya diusir dari Madinah karena melakukan pengkhianatan sebagaimana sudah menjadi kebiasaan mereka mengkhianati semua perjanjian dengan manusia sampai hari ini. Kejahatan mereka direkam dalam sejarah Islam.

Yahudi Bani Qainuqa' adalah Yahudi pertama yang mengingkari janjinya dengan Rasulullah, pemicunya adalah diganggunya wanita muslimah yang datang ke pasar mereka. Ia duduk di depan salah seorang pengrajin perhiasaan, mereka merayunya agar membuka cadar yang dipakainya namun ia menolak. Lalu si pengrajin menarik ujung baju si wanita dan mengikatkannya ke punggung wanita tadi, ketika berdiri terbukalah auratnya, lalu mereka menertawakannya. Sang wanita pun berteriak minta tolong. Seorang lelaki muslim mendengar lalu menerjang si pengrajin dan membunuhnya. Melihat kejadian itu orang-orang Yahudi mengerumuninya, dan beramai-ramai membunuh lelaki muslim tersebut. Mendengar berita kematian lelaki itu, maka keluarganya yang muslim menuntut pertanggungjawaban orang-orang Yahudi. Maka Rasulullah datang bersama para sahabat mengepung mereka selama 15 malam. Atas perintah beliau mereka diberi hukuman untuk meninggalkan Madinah.

Yahudi Bani Nadhir melakukan pengkhianatan yang kedua. Suatu saat Rasulullah pergi ke perkampungan Yahudi bani Nadhir untuk meminta bantuan mereka atas diyat (denda) dua orang muslim yang terbunuh dari Bani Amir, yang melakukan pembunuhan adalah Amr bin Umayyah Ad-Dhimari. Permintaan itu diajukan karena sudah adanya ikatan perjanjian persahabatan antara Rasulullah dengan mereka. Ketika beliau datang mengutarakan maksud kedatangannya, mereka berkata: “Baik wahai Abu Qasim! kami akan membantumu dengan apa yang engkau inginkan.” Pada saat Rasulullah duduk bersandar di dinding rumah mereka, kemudian mereka saling berbisik, kata mereka: “Kalian tidak pernah mendapati lelaki itu dalam keadaan seperti sekarang ini, ini kesempatan buat kita. Karena itu hendaklah salah seorang dari kita naik ke atas rumah dan menjatuhkan batu karang ke arahnya”, dan untuk tugas ini diserahkan kepada Amr bin Jahsy bin Ka’ab. Lantas ia naik ke atas rumah guna melaksanakan rencana pembunuhan ini, tetapi Allah melindungi Rasul-Nya dari makar orang-orang Yahudi tersebut dengan mengirimkan berita lewat Malaikat Jibril tentang rencana jahat itu. Kemudian Rasulullah bergegas pulang ke Madinah, dan memberitahukan kepada para sahabatnya tentang usaha makar tersebut. Beliau memerintahkan para sahabatnya untuk bersiap-siap pergi memerangi mereka. Ketika orang Yahudi Bani Nadhir mengetahui kedatangan pasukan Rasulullah, mereka cepat pergi berlindung di balik benteng. Pasukan Islam mengepung perkampungan mereka selama 6 malam, beliau memerintahkan untuk menebang pohon kurma mereka dan membakarnya. Kemudian Allah memasukkan rasa gentar dan takut di hati mereka, sehingga mereka memohon izin kepada Rasulullah untuk keluar dari Madinah dan mengampuni nyawa mereka. Mereka juga meminta izin untuk membawa harta seberat yang mampu dipikul unta-unta mereka kecuali persenjataan, dan Rasulullah pun mengizinkannya.

Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kami tiada menyangka bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari siksaan Allah, maka Allah mendatangkan kepada mereka hukuman dari arah yang mereka tidak sangka. Dan Allah menancapkan ketakutan di dalam hati mereka, dan memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang beriman. Maka ambillah kejadian itu untuk menjadi pelajaran wahai orang yang mempunyai pandangan”. [QS. al-Hasyr: 2]

Yahudi Bani Quraizhah melakukan pengkhianatan yang ketiga, Yahudi Bani Nadhir yang telah terusir karena kesalahan mereka sendiri terus mendendam. Bersama Yahudi Quraizhah memilih beberapa tokohnya yaitu Salam bin Abi Haqiq, Hayyi bin Akhthab dan Kinanah bin Abi Haqiq pergi bersama menghasut orang-orang Quraisy, Ghathafan dan beberapa suku musyrik besar lainnya. Mereka berkonspirasi untuk membentuk pasukan Koalisi (al-Ahzab), antara pasukan musyrik dan pasukan Yahudi. Akhirnya terbentuklah pasukan Koalisi (al-Ahzab); Suku Quraisy di bawah pimpinan Abu Sufyan ibnu Harb, suku Gathafan di bawah pimpinan Uyainah ibnu Hushn, suku bani Murrah di bawah pimpinan Harits ibnu Auf dan suku-suku yang lain, sementara pasukan Yahudi bani Quraizhah akan menusuk dari belakang. Peperangan Al-Ahzab itu betul-betul mambuat khawatir dan sesak dada kaum muslimin yang terkepung, apalagi tingkah golongan munafiqin yang membuat goyah pasukan Islam. Berkat kesabaran kaum muslimin, maka Allah SWT mengirim pasukan Malaikat dengan mendatangkan serangan berupa angin taufan dan guntur yang memporak-porandakan pasukan koalisi (Al-Ahzab). Mereka kocar-kacir, dan pulang ke tempat masing-masing dengan membawa kekalahan. Tinggallah Yahudi Bani Quraizhah, lalu Rasulullah A mengumumkan kepada pasukan Islam: Bagi mereka yang mau mendengar dan taat agar jangan shalat ashar kecuali di wilayah perkampungan Bani Quraizhah. Kaum muslimin langsung bergerak menuju perkampungan Yahudi Bani Quraizah, dan mengepung mereka selama 25 malam. Orang-orang Yahudi tersebut benar-benar dicekam rasa ketakutan, lalu memohon kepada Rasulullah A agar memberikan izin kepada mereka untuk keluar, sebagaimana yang beliau lakukan kepada Yahudi Bani Nadhir. Beliau menolak permohonan mereka, kecuali mereka keluar dan taat pada keputusan beliau. Kemudian Rasululah A menyerahkan keputusan atas mereka kepada Sa’ad ibnu Mu’adz pemimpin suku Aus. Keputusan telah ditetapkan yaitu: laki-laki dewasanya dieksekusi, harta dirampas, anak-anak dan wanita menjadi tawanan. Hukuman terhadap pengkhianatan Bani Quraizhah lebih berat dari pada Bani Qainuqa' dan Bani Nadzir, karena dampak dari pengkhianatan mereka hampir saja merontokkan moral kaum muslimin dan membahayakan nyawa mereka semua.

Hai orang-orang yang beriman ingatlah akan nikmat Allah kepadamu, ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan. Yaitu ketika datang (musuh) dari atas dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatanmu dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan, dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka disitulah diuji orang-orang mukmin, dan digoncangkan hatinya dengan goncangan yang sangat”. (QS. al-Ahzab: 9-11)

Ajal Israel

Sejak Israel terlunta-lunta di seluruh penjuru dunia tanpa memiliki tanah air, maka janji Allah kedua akan segera terrealisir, karena di manapun mereka berada selalu membuat keonaran, sebagaimana digambarkan dalam firman-Nya: ”Setiap kali mereka menyalakan api untuk peperangan, Allah memadamkannya, dan mereka di muka bumi selalu membuat kerusakan, dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.” (QS. al-Maidah:12)

Akhirnya mereka pun memicu perang dunia I dan II, bahkan yang terakhir nanti (PD III) melalui berbagai rekayasa adu domba. Mereka pun menunggangi Inggris untuk memenangkan peperangan. Akhirnya mereka meminta balas jasa atas bantuan mereka pada PD I melalui Perdana Menteri Inggris Balfaur dengan mencetuskan Deklarasi Balfaur pada 2 November 1917 untuk menyediakan tanah bagi Yahudi di Palestina. Kemudian setelah Yahudi berhasil meruntuhkan kekhilafahan Turkis Utsmani melalui anteknya, Mustafa Kemal Pasha, pada 13 Maret 1924, maka pada 14 Mei 1948 Yahudi berhasil menduduki tanah Palestina dan diproklamirkan berdirinya Negara Israel oleh David Ben Gurion. Jumlah warga Yahudi di Yerusalem pada waktu itu 649.932 jiwa, namun per 24 September 2008 jumlah mereka mencapai 7.337.000 jiwa.

Dalam berbagai referensi, tercatat ada beberapa tujuan berdirinya Negara Israel di bumi Palestina adalah:

1. Menciptakan faktor disintegrasi di wilayah sekitarnya, baik geologis, politis maupun sosial.

2. Menyebarluaskan kerusakan dan kekacauan dengan menggunakan berbagai alasan, sekalipun tidak masuk akal dan bahkan merupakan rekayasa mereka sendiri.

3. Tidak memberi peluang sedikit pun bagi berdirinya pemerintahan yang ditegakkan atas dasar syareat Islam dan terwujudnya persatuan Arab, baik sebagian maupun keseluruhan.

4. Menciptakan pusat-pusat imperialisme di dunia Arab, dan pada saat yang sama merealisasikan kepentingan-kepentingan Zionisme Internasional yang hakiki, sebagai pijakan untuk menyebarkan kekacauan di seluruh dunia.

5. Mengupayakan agar raja yang akan datang bagi Zionis dan bangsa Yahudi adalah benar-benar al-Masih (sebutan ini mungkin sebagai tipuan untuk Nasrani agar bisa diajak koalisi untuk menghancurkan umat Islam).

6. Membasmi pemikiran kekhalifaan Islam dan terus menggoyahkan keyakinan-keyakinan kaum muslim tentang bakal munculnya al-Mahdi as. yang akan mengembalikan kejayaan masa kenabian dan Khulafaur Rasyidin, yang disertai berbagai variasi program guna menghubungkan hal yang mendukung revitalisasi pemikiran itu.

7. Bila berhasil membasmi pemikiran tersebut, maka mereka segera akan menang terhadap umat Islam. Umat Islam akan tetap dalam kejumudan lamanya, sehingga mereka tidak mempunyai persiapan sama sekali dalam menyambut kedatangan al-Mahdi as.

8. Di samping itu mereka berusaha menimbulkan kesesatan-kesesatan guna menyebarluaskan kekacauan, sehingga para pemimpin dan penguasa muslim menjadi kehilangan harapan tentang pemikiran akan datangnya al-Mahdi as. Hasil yang akan diambil adalah: kalau para pemimpinnya saja sudah seperti itu, bagaimana lagi dengan orang awamnya.

Namun mereka tidak sadar, bahwa berkumpulnya mereka di Palestina dalam keadaan bercampur aduk (lafiifa) setelah sebelumnya terdiaspora di seluruh penjuru dunia, adalah akan segera berlaku janji Allah swt yang terakhir untuk membinasakan mereka tanpa tersisa sedikit pun. Bahkan Raja mereka, Dajjal si “Mata Satu” pun akan dibunuh oleh Nabi Isa as.

>>Lambang Dajjal: Si Mata Satu

Berakhirnya riwayat bangsa Yahudi atau Bani Israel juga banyak dinubuatkan di dalam al-Kitab. Diantaranya;

Pertama, Israel seperti Pohon Anggur. Hosea 10: 1, “Israel adalah pohon anggur yang riap tumbuhnya, yang menghasilkan buah. Makin banyak buahnya, makin banyak dibuatnya mezbah-mezbah. Makin baik tanahnya, makin baik dibuatnya tugu-tugu berhala".

Kedaua, Inggris induk dari berdirinya Negara Israel. Yehezkil 19: 10-14, “Ibumu seperti pohon anggur dalam kebun anggur, yang tertanam dekat air, berbuah dan bercabang karena air yang berlimpah-limpah. Padanya tumbuh suatu cabang yang kuat yang menjadi tongkat kerajaan, ia menjulang tinggi di antara cabang-cabangnya yang rapat dan menjadi kentara karena tingginya dan karena rantingnya yang banyak. Tetapi ia tercabut di dalam kemarahan dan dilemparkan ke bumi; angin timur membuatnya layu kering, buahnya disentakkan, cabang yang kuat menjadi layu kering, dan api menghabiskannya dan sekarang ia tertanam di padang gurun, di tanah yang kering dan haus akan air. Maka keluarlah api dari cabangnya yang memakan habis ranting dan buahnya sehingga tiada lagi padanya cabang yang kuat dan tiada tongkat kerajaan. Ini adalah ratapan dan sudah menjadi ratapan”.

Ketiga, Kehancuran para pendukung Yahudi. Yesaya 63: 1-6, “Siapa dia yang datang dari Edom, yang datang dari Bozra dengan baju yang merah, dia yang bersemarak dengan pakaiannya, yang melangkah dengan kekuatannya yang besar? Akulah yang menjanjikan keadilan dan yang berkuasa untuk menyelamatkan: Mengapakah pakaianmu semerah itu dan bajumu seperti baju pengirik buah-buah anggur? Aku seorang dirilah yang melakukan pengirikan, dan dari antara umat-Ku tidak ada yang menemani Aku: Aku telah mengirik bangsa-bangsa dalam murka-Ku, dan Aku telah menginjak-injak mereka dalam kehangatan amarah-Ku; semburan darah mereka memercik kepada baju-Ku, dan seluruh pakaian-Ku telah cemar, sebab hari pembalasan telah Kurencanakan, dan tahun penuntutan bela telah datang. Aku melayangkan pandangan-Ku: tidak ada yang menolong. Aku tertegun, tidak ada yang membantu, lalu tangan-Ku memberi Aku pertolongan, dan kehangatan amarah-Ku, itulah yang membantu Aku. Aku menginjak-injak bangsa-bangsa dalam murka-Ku. Menghancurkan mereka dalam kehangatan amarah-Ku, dan membuat semburan darah mereka mengalir ke tanah”

>>Mata uang Amerika: Ada gambar "Si Dajjal" Mata Satu

Keempat, Amerika akan hancur. Yesaya 4: 3-7, “Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam? Maka sekarang Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu. Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak. Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh (tanaman) putri malu dan rumput. Aku akan memerintahkan awan-awan supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya. Sebab kebun anggur Tuhan semesta alam ialah bangsa Israel dan orang Yahudi, ialah tanaman-tanaman kegemarannya. Dinantinya keadilan, tetapi hanya ada kezaliman, dinantinya kebenaran tetapi hanya ada keonaran”.

Ikhtitam

Kita memang sangat prihatin dengan kondisi Gaza seperti sekarang ini. Namun keadaan mereka nampaknya sudah ditakdirkan seperti itu. Bahkan keberadaan para pemuda yang berani berperang melawa Israel pun telah dinubuatkan oleh Nabi saw sampai akhir zaman.

”Akan ada sekelompok orang di antara umatku yang senantiasa membela kebenaran, akan mengalahkan musuh-musuh mereka. Orang-orang yang menyelisihinya tidak akan membahayakannya melainkan hanya menimpakan cobaan hingga datangnya ketentuan Allah, dan mereka tetap dalam keadaan seperti itu. Mereka (para shahabat) bertanya; Wahai Rasulullah, di manakah mereka? Rasulullah menjawab; Di Baitul maqdis, dan di sekitar Baitul Maqdis.” (HR. Ahmad)

Meski demikian, kita tak bisa diam, menunggu –apalagi—berpangku tangan, menunggu datangnya Imam Mahdi. Dengan berdoa, tenaga, pikiran, kita harus berjuang untuk membela umat Islam di Palestina dan Gaza.

Luas wilayah Palestina hasil perjanjian Sysks-Picot adalah 27.027 km2. Yang diduduki Israel th 1948= 20.770 km2 (77%). Sisa tanah Palestina (23%) juga diduduki Israel th 1967 yakni Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem (6257 km2). Kini wilayah Palestina tinggal 3.128,5 km2 (11,5%) yang terdiri dari dua wilayah, yakni Gaza (lk.400km2) dibuni sekitar 1,5 juta jiwa dan sisanya di Tepi Barat yang terpisah dengan Gaza, sehingga kedua wilayah tersebut bagaikan penjara raksasa. Sekitar 4,5 juta warga Palestina menjadi pengungsi di sejumlah Negara Arab lainnya.

Secara perhitungan fisik, nampaknya sulit bagi Hamas dan para pejuang lainnya memenangkan pertempuran melawan Israel, namun mereka tidak akan dikalahkan. Mereka memiliki daya tahan tempur yang tercatat dalam sejarah Islam. Mereka akan segera dibantu Imam Mahdi untuk menghancurkan Israel dalam waktu dekat ini, insya Allah.

Menutup tulisan ini, sebaiknya kita berdoa di hadapan Allah.

“Ya Allah, tolonglah saudara kami muslim Palestina.

Hancurkanlah Israel dan sekutunya.

Segerakan Imam Mahdi turun membantu perjuangan membebaskan al-Aqsho dari cengkeraman Yahudi laknatullah.

Ya Allah, aku malu, karena aku hanya bisa menulis dan berdemo.

Wahai akhi fillah, beritahu aku, kapankah kau akan marah?

Jika milik kita yang suci dihina, dan tempat kita dihancurkan, dan kau tidak menjadi marah?

Jika sifat ksatria kita dibunuh, dan kehormatan kita diinjak-injak, dan dunia kita berakhir,

dan kau tidak menjadi marah?

Jadi beritahu aku, kapankah kau akan marah?

Jika sumberdaya kita dirampas, dan institusi kita diruntuhkan, dan masjid-masjid kita dihancurkan, dan masjid al-Aqsa dan al-Quds kita tetap dirampas, dan kau tidak menjadi marah?

Jadi beritahu aku, kapankah kau akan marah?

Musuhku, atau musuhmu, menghina kehormatan, darahku dijadikan mainan oleh dia, dan kau jadi penonton permainan. Jika untuk Allah, untuk suatu yang suci, untuk Islam kau tidak marah, Jadi beritahu aku, kapankah kau akan marah?

Aku melihat kengerian, Aku melihat darah mengucur. Wanita-wanita tua mengiringi anak-anak menjemput maut mereka. Aku telah melihat segala macam bentuk penindasan.

Dan kau tidak menjadi marah.

Jadi beritahu aku, kapankah kau akan marah?

Dan kau duduk seperti boneka bisu, perutmu memenuhi kantor. Kau habiskan malam banggakan angka-angka, dengan uang, curahkan dirimu kepada berkas-berkasnya.

Aku melihat kematian di atas kepala-kepala kami. Dan kau tidak menjadi marah.

Jadi terus terang saja padaku, jangan malu-malu: kamu ada di Ummat yang mana?

Jika kau juga derita, apa yang kami derita, tidak menjadikan kamu ingin membalas, maka tidak usah repot. Karena kamu bukanlah kami, maupun bagian dari kami, bahkan kamu bukan bagian dari dunia manusia.

Jadi hiduplah sebagai kelinci, dan matilah sebagai kelinc

29/01/09

PELATIHAN ACLS RS. PMC BERSAMA PERKI

PROPOSAL ACLS

( ADVENCED CARDIAC LIFE SUPPORT )

I. Latar Belakang

Perkembangan dan kemajuan bidang kesehatan saat ini, telah diikuti dengan semakin kritisnya masyarakat dalam hal menilai mutu pelayanan yang mereka dapatkan. Untuk pelaksanakan peningkatan mutu pelayanan perlu adanya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional, terampil dan sesuai dengan standar operasional prosedur.

Melihat kondisi seperti diatas mengharuskan sebuah Rumah Sakit untuk mempersiapkan tenaga terlatih dan terdidik untuk mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan dan sumber daya manusia. Peran dokter, dan perawat sebagai unsur utama Rumah Sakit sangatlah dinamis dalam pengembangan usaha Rumah Sakit.

Guna menunjang peningkatan kualitas pelayanan medis, khususnya dokter dan Perawat. RS. PMC bekerjasama akan dengan PERKI mengadakan pelatihan ACLS bagi Publik pada bulan maret 2009.


II. Tujuan


Setelah mengikuti pelatihan ACLS selama 3 hari peserta mampu melakukan evaluasi dan penatalaksanaan henti nafas dengan atau tanpa henti jantung dan penanganan sepuluh menit pertama dari henti jantung akibat Fibrilasi Vertikel pada pasien.


III. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari / Tanggal : Jum’at – Minggu 13-15 Maret 2009

Pukul : 08.00 – 18.00 WIB

Tempat : Ruang Pertemuan Granada Lt. IV RS PMC

IV. Syarat Peserta

1. Berprofesi sebagai dokter Sepesialis, dokter umum dan Perawat

2. Melunasi biaya Pelatihan baik langsung Maupun Transfer.

3. Mengirim Bukti Transfer baik melalui fax (0761). 859510 ataupun e-mail.

4. Peserta Tidak dalam keadaan hamil.


V. Biaya Pelatihan

1. Rp. 3000.000,- (Tiga Juta Rupiah)

Dan pelunasan Paling Lambat Akhir Bulan Februari 2009

Rekening Panitia : BSM. 0217049649

VI. Fasilitas Peserta

1. Modul (berbahasa Indonesia)

2. Tas ACLS

3. Makan Siang + Snanck 2 kali sehari.

4. Sertifikat Resmi PERKI, dan Hak untuk Praktek

5. Foto Bersama Trainer PERKI Pusat

VII. Kontak Person

Ibu, Rahmah Fithri, S.E. : 0813 71426288

Adrian Mulya, S.si, Apt. : 0813 65785485

Dr. Adityawarman : 0852 2811 5298


VIII. Sekretariat Panitia

Jl. Lembaga Pemasyarakatan No 25. Gabah, Pekanbaru Riau Indonesia. Telp. 0761. 848100, Fax. 859510. E-mail : Alhanif@ gmail.com

23/01/09

Adil Terhadap diri

. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Sebagaimana halnya mesin ataupun
sistem, tubuh kita perlu dipelihara agar dapat terus digunakan dengan
baik (terhindar dari sakit). Pemeliharaannyapun harus komprehensif
dan tidak asal-asalan untuk menghasilkan sosok manusia idaman yang
terpelihara. Secara umum, tubuh kita terdiri dari tiga bagian utama,
yaitu jiwa (ruhiyah), fisik (jasadiyah) dan akal (fikriyah) yang
harus senantiasa dipelihara agar manusia mencapai titik keseimbangan
yang akan mengoptimalkan segenap potensinya bagi kebermanfaatan
dirinya dan orang lain. Pemenuhan sisi jiwa dan fisik tanpa akal akan
melahirkan seorang yang bodoh dan terbelakang. Pemenuhan sisi jiwa
dan akal tanpa fisik akan melahirkan seorang yang lemah dan tidak
produktif. Pemenuhan sisi fisik dan akal akan melahirkan seorang yang
zhalim dan tidak terkendali.


I. Pemeliharaan
Jiwa

Sebagaimana halnya fisik
manusia, jiwa manusiapun dapat sakit. Dampak dari penyakit kejiwaan
ini tidak kalah parah dampaknya bagi manusia dibandingkan penyakit
fisik ataupun penyakit akal. Perasaan sombong, dengki, buruk sangka
dan berbagai penyakit jiwa lainnya dapat menggerakkan jasad dan akal
untuk berbuat suatu keburukan. Karenanya, jiwa manusia harus
dipelihara. Adapun pemeliharaan jiwa dapat dilakukan dengan :

Memperbaiki
kualitas dan kuantitas ibadah dan mengingat Sang Pencipta Alam
Semesta

Mendalami ajaran agama

Menyediakan waktu untuk
menyendiri dan merenungi aktivitas yang sudah dilakukan sekaligus
reorientasi keberadaan diri sebagai manusia

Menyibukkan diri dengan
perbuatan baik

Membangun
konsep diri yang efektif dengan menyadari kelebihan dan kekurangan
diri serta terus mencoba untuk memperbaiki diri

Bergaul dengan orang-orang yang
baik jiwanya dan benar ibadahnya

Berusaha untuk ikhlash dalam
setiap aktivitas

Memperhatikan
dan memikirkan alam semesta dan hakikat penciptaan manusia

Perbanyak membantu sesama

Menjaga penglihatan,
pendengaran dan hati dari kemaksiatan dan hal-hal yang dapat merusak
jiwa

Senantiasa mengedepankan
pikiran dan sikap positif


II. Pemeliharaan
Fisik

Fisik manusia
memiliki keterbatasan, terlalu sedikit aktivitas pemeliharaan fisik
akan melemahkan fisik, namun terlalu banyakpun tidak baik untuk
fisik. Jadi, aktivitas pemeliharaan fisik harus dijaga kadarnya.
Sakitnya fisik akan berdampak luas bagi produktivitas manusia,
termasuk dalam memenuhi kebutuhan jiwa dan akalnya. Adapun
pemeliharaan fisik dapat dilakukan dengan :

Memelihara
pola makan yang teratur dan memenuhi standar gizi

Memelihara pola tidur yang
efektif

Membiasakan diri berolahraga
secara teratur dan kontinyu

Menghindari makan dan tidur
secara berlebihan

Menjauhi
kebiasaan begadang

Membiasakan diri bangun pagi

Membiasakan diri berpuasa

Tidak membebani diri terlalu
berat dalam pekerjaan

Menjaga kebersihan fisik diri
dan lingkungan

Sebaiknya memiliki kemampuan
dasar bela diri

Menjauhi
rokok, alkohol dan berbagai makanan dan minuman lain yang dapat
mengganggu kesehatan

Secara berkala memeriksakan
kondisi kesehatan

Hal-hal
diatas adalah pemeliharaan fisik secara umum, adapun pemeliharaan
fisik secara khusus (per anggota tubuh) sangatlah banyak dan beragam
metodenya. Misalnya untuk pemeliharaan mata dapat dilakukan dengan
memperhatikan jarak baca ataupun jarak menonton TV, memperbanyak
konsumsi vitamin A, tidak membaca di tempat gelap atau membaca
tulisan yang terlalu kecil, dan sebagainya. Belum lagi pemeliharaan
telinga, mulut, wajah, gigi, tangan, kuku, kaki, rambut dan berbagai
anggota tubuh lainnya.


III. Pemeliharaan
Akal

Seperti
halnya jiwa dan fisik manusia yang membutuhkan pemeliharaan dan
’makanan’, akal manusiapun butuh pemeliharaan dan butuh suplai
’makanan’ secara teratur. Makanan bagi akal adalah ilmu dan
kurangnya pasokan makanan ini akan mengakibatkan kelambanan dalam
berpikir. Sakitnya akal, cepat atau lambat, akan menyebabkan sakitnya
jiwa dan fisik manusia. Karenanya, akal manusia harus dipelihara
dengan baik. Adapun pemeliharaan akal dapat dilakukan dengan :

Melakukan
aktivitas pemeliharaan jiwa dan fisik. Ruhiyah yang bagus dan fisik
yang sehat akan mengoptimalkan sisi fikriyah manusia

Gemar menuntut ilmu, kapanpun,
dimanapun, sampai kapanpun

Mengaplikasikan
dan mengajarkan secara positif ilmu yang dimiliki, walaupun sedikit

Aktif
dalam bertanya dan menggali ilmu pengetahuan

Meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis

Gemar berdiskusi dan saling
tukar pikiran/ informasi

Membiasakan diri untuk
mengembangkan dan menyampaikan ide/ gagasan

Konsentrasi
dan teliti dalam menjalankan aktivitas

Tidak menumpuk masalah

Mengoptimalkan
kelebihan dan fasilitas yang dimiliki untuk optimalisasi akal

Menjauhi sikap sombong dan
kikir terhadap ilmu pengetahuan

Menyediakan waktu khusus untuk
menenangkan pikiran


IV. Total
(Human) Maintanance Management

Mengingat
pentingnya pemeliharaan terhadap komponen-komponen penyusun tubuh
manusia, maka diperlukan satu upaya memfasilitasi kesemuanya dalam
satu sistem yang terintegrasi. Tentunya bukan sistem yang
menggembar-gemborkan pemeliharaan fisik yang berorientasi kepada rupa
manusia. Sistem yang mungkin melakukannya adalah sistem pendidikan
terintegrasi. Hanya saja, saat ini kondisinya sistem pendidikan yang
ada lebih menekankan pada sisi kognitif yang lebih identik dengan
pemeliharaan akal saja. Padahal yang dibutuhkan adalah figur manusia
yang mantap ruhiyahnya, kuat fisiknya dan cerdas, mungkin figur
seperti Rasulullah Muhammad SAW atau Ali bin Abi Thalib r.a, yang
terbina dengan sistem pendidikan yang bersumber pada manhaj (metode)
ilahiyah. 

Wallahu a’lam bishawwab


18/01/09

Manajemen Perubahan

MANAJEMEN PERUBAHAN 


WAKTU : 2 sesi @ 90 menit (180 menit)


TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Memberikan pandangan luas mengenai konsep manajemen perubahan dan memahami pentingnya mengembangkan kemampuan sebagai perawat dan bidan agar lebih kreatif dan kritis terhadap perilaku dan sikap diri sendiri dalam memberi asuhan kepada pasen dan karir termasuk hubungan antara anggota tim di dalam tempat kerja. 

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

1. Mengetahui konsep manajemen perubahan dan hubungannya dengan pemecahan masalah di klinik.
2. Mengetahui bagaimana menjadi orang yang mengalami perubahan, dan menggunakan dalam manajemen pasen pada praktik sehari-hari.
3. Mengetahui bahwa manajemen perubahan akan meningkatkan kualitas kinerja perawat dan bidan dalam sistem pelayanan kesehatan. 

MATERI 

1. Definisi manajemen perubahan 
2. Proses perubahan sebagai pemecahan masalah di area klinis
3. Proses perubahan sebagai “unfreezing changing and refreezing”
4. Pendekatan manajemen perubahan untuk mencapai tujuan 
5. Persyaratan kemampuan harus dimiliki untuk manajemen perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal.
6. Strategi manajemen perubahan 

METODA

1. Kuliah singkat
2. Interaksi
3. Kerja Kelompok
4. Presentasi – Diskusi Pleno

RENCANA PENGAJARAN


Sesi I Sesi II
Bagian A
Topik : Konsep Manajemen Perubahan 
Metoda : Kuliah singkat
Durasi : 20 menit Bagian A
Topik : Menulis Analisis SWOT
Metoda: kerja kelompok, presentasi dan diskusi pleno
Durasi : 40 menit
Bagian B
Topik: Tipe Perubahan 
Metoda: Kerja individu – Kerja kelompok - Presentasi (Latihan 1)
Durasi : 50 menit Bagian B
Topik: Proses perubahan 
Metoda: kuliah singkat 
Durasi: 10 menit
Bagian C  
Topik: Analisa SWOT
Metoda: Kuliah singkat
Durasi : 20 menit Bagian C
Topik : Menulis tahap-tahap perubaan
Metoda: kerja kelompok, presentasi dan diskusi pleno
Durasi : 40 menit







M A T E R I 
MANAJEMEN PERUBAHAN

PENDAHULUAN

Perubahan tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Perubahan mulai disadari menjadi bagian yang penting dari suatu organisasi diawali sekitar 40 tahun yang lalu. Dimulai oleh dunia usaha yang lebih dulu menyadari pentingnya perubahan bagi peningkatan kualitas produksi yang dihasilkan. Berbagai upaya dan pendekatan telah dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul akibat adanya perubahan.

PENGERTIAN

Manajemen Perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi. Perubahan dapat terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi tersebut

TUJUAN DAN MANFAAT 

Perubahan mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup suatu organisasi, tanpa adanya perubahan maka dapat dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan bertahan lama. Perubahan bertujuan agar organisasi tidak menjadi statis melainkan tetap dinamis dalam menghadapi perkembangan jaman, kemajuan teknologi dan dibidang pelayanan kesehatan adalah peningkatan kesadaran pasen akan pelayanan yang berkualitas 

TIPE PERUBAHAN

Perubahan terdiri dari 3 tipe yang berbeda, dimana setiap tipe memerlukan strategi manajemen perubahan yang berbeda pula. Tiga macam perubahan tersebut adalah: 
(1) Perubahan Rutin, dimana telah direncanakan dan dibangun melalui proses organisasi; 
(2) Perubahan Peningkatan, yang mencakup keuntungan atau nilai yang telah dicapai organisasi; 
(3) Perubahan Inovatif, yang mencakup cara bagaimana organisasi memberikan pelayanannya. 

Tidak ada satupun pendekatan yang sesuai untuk Manajemen Perubahan. Metoda-metoda yang digunakan untuk komunikasi, kepemimpinan, dan koordinasi kegiatan harus disesuaikan dalam menemukan kebutuhan masing-masing situasi perubahan.  
Beberapa pertanyaan yang perlu ditanyakan untuk mengakses jenis-jenis perubahan yang ditemukan dalam organisasi adalah: 
1. Apakah perubahan itu bersifat siklis ?
2. Apakah para karyawan mengantisipasi perubahan ini ?
3. Apakah perubahan itu berarti terjadi pergerakan dari rutinitas ke lainnya ?
Jika jawabannya “ya”, berarti terjadi perubahan rutinitas
4. Akankah perubahan tersebut memberikan jalan yang lebih baik dalam pelaksanaan aktivitas saat ini ?
5. Apakah perubahan mempertinggi intensitas kegiatan yang ada ?
Jika jawabannya “ya”, berarti terjadi peningkatan perubahan
6. Apakah perubahan merupakan pendekatan baru secara keseluruhan atau sebuah ide untuk organisasi ?
7. Apakah perubahan tersebut memerlukan pemikiran ulang dari prosedur-prosedur organisasi saat ini ?
Jika jawabannya “ya”, berarti terjadi sebuah perubahan inovatif

LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN PERUBAHAN

1. Identifikasi Tipe Perubahan
Ketika anda harus memanaj perubahan, pertama-tama perlu mengidentifikasi tipe dari perubahan tersebut.
Contoh : anda sebagai kepala keperawatan/kebidanan memperkenalkan standar baru tentang kerja keras. 

a. Tipe Peningkatan Perubahan
Seperti penggunaan waktu secara moderat, ini akan memerlukan waktu untuk mencapainya, karena kebiasaan buruk dari staf. Untuk mencapai sukses akan memerlukan manajemen waktu untuk memonitor secara reguler.
b. Tujuan dari Standar :
(1) Setiap staf perawat dan bidan harus selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh pasen (dewasa maupun anak-anak)
(2) Penyebaran penyakit dan infeksi silang akan berkurang dengan tindakan ini
(3) Staf akan menerima tanggung jawab klinis dari standar ini
c. Beberapa Pernyataan tujuan yang lebih Spesifik lagi dapat berupa :
Mengurangi infeksi dengan cara staf melakukan cuci tangan  

2. Identifikasi Tujuan Perubahan
Tugas kedua adalah mengidentifikasi tujuan-tujuan perubahan. Kemudian merencanakan tujuan-tujuan tersebut secara jelas dan memberikan batasan antara waktu dengan perubahan mana yang dapat diterima. 

Kesulitan perubahan, adalah upaya lebih lanjut yang harus dimasukkan dalam perencanaan tujuan. Perencanaan tujuan mengklarifikasi kebutuhan akan situasi dan meningkatkan ketelitian respon. Ini akan memberikan fleksibilitas yang lebih, dalam manajemen perubahan. Kejelasan tujuan memberikan arahan dan petunjuk dalam mengambil keputusan mengenai apa yang harus dilakukan. Dengan membuat perencanaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang spesifik akan mengurangi pemborosan waktu dan upaya.  








PENUGASAN

1. Kerjakan latihan ini secara individual, lamanya 10 menit
2. Pikirkanlah 3 contoh pengalaman pribadi anda dalam organisasi yang menggambarkan setiap jenis perubahan: rutinitas, peningkatan dan inovatif.  
3. Setelah itu, cobalah hitung dampak dari setiap perubahan. 
4. Perhitungan angka berkisar antara 1 sebagai nilai terendah sampai angka 5 sebagai nilai tertinggi.

Dampak
Perubahan Jenis – jenis Perubahan
 Rutinitas Peningkatan Inovatif
 Anggaran tahunan baru dalam Rupiah Standar baru dalam ruangan/unit Seri baru dalam komunitas
Waktu  
Gambaran  
Kebutuhan waktu  
Manajemen waktu  

Penugasan Kelompok

1. Pikirkanlah satu contoh dari perubahan yang baru saja anda alami dan olahlah apa tipe perubahannya dan apa tujuannya ? 
2. Dapatkah perubahan itu bersifat positif ? 
3. Dapatkah dirancang menjadi lebih spesifik ? 
4. Cobalah temukan kembali pernyataan tujuan anda bila diperlukan.
5. Waktu kerja kelompok - 40 menit
6. Presentasi setiap kelompok @ 10 menit




ANALISIS SWOT

Sejak awal sebagian besar tujuan-tujuan untuk perubahan mencakup beberapa prioritas isu, maka analisis SWOT (strength, weakness, opportunities and threats) lebih banyak digunakan untuk menggabungkan faktor internal dan eksternal dalam perubahan organisasi. Setiap prioritas isu harus diolah dengan analisis SWOT. 

Beberapa pertanyaan yang harus didiskusikan antara lain: 
 Tindakan-tindakan apa yang dibutuhkan dalam menangani isu tersebut?
 Rincian apa yang harus dimasukkan?
 Bagaimana hal ini dikomunikasikan? Kepada siapa?
 Siapa yang bertanggung jawab? Apa yang dilakukan? Kapan?
 Bagaimana reaksinya dapat dimonitor?
 Bagaimana cara Anda memberi umpan baliknya?


Penugasan II (Kelompok)
   
Strengths (Kekuatan)
Tujuan-tujuan perubahan ?
Apa salah satu kekuatan dari tujuan ini ?
Kebutuhan apa yang perlu ditegaskan tentang kekuatan ini ?
Siapa yang harus diberitahu mengenai kekuatan ini ?
Bagaimana mereka diberitahu ?
Sejak kapan ?
Siapa yang bertanggung jawab mengkomunikasikannya ? Sejak kapan ?
Siapa yang memonitor proses ini ? Data-data apa saja yang diperlukan ?
Bagaimana mengumpulkan data-data tersebut ?


Weaknesses (Kelemahan)
Tujuan-tujuan perubahan  
Apa salah satu kelemahan dari tujuan ini ?
Kebutuhan apa yang perlu ditegaskan tentang kelemahan ini ?
Siapa yang harus diberitahukan mengenai kelemahan ini ?
Bagaimana mereka diberitahukannya ?
Sejak kapan ?
Siapa yang bertanggung jawab mengkomunikasikannya ? Sejak kapan ?
Siapa yang memonitor proses ini ? Data-data apa saja yang diperlukan ?
Bagaimana mengumpulkan data-data tersebut ?

Opportunities (Kesempatan)
Tujuan-tujuan perubahan  
Apa salah satu kesempatan dari tujuan ini ?
Kebutuhan apa yang perlu ditegaskan tentang kesempatan ini ?
Siapa yang harus diberitahukan mengenai kesempatan ini ?
Bagaimana mereka diberitahukannya ?
Sejak kapan ?
Siapa yang bertanggung jawab mengkomunikasikannya ? Sejak kapan ?
Siapa yang memonitor proses ini ? Data-data apa saja yang diperlukan ?
Bagaimana mengumpulkan data-data tersebut ?

Threats (Hambatan)
Tujuan-tujuan perubahan  
Apa salah satu hambatan dari tujuan ini ?
Kebutuhan apa yang perlu ditegaskan tentang hambatan ini ?
Siapa yang harus diberitahukan mengenai hambatan ini ?
Bagaimana mereka diberitahukannya ?
Sejak kapan ?
Siapa yang bertanggung jawab mengkomunikasikannya ? Sejak kapan ?
Siapa yang memonitor proses ini ? Data-data apa saja yang diperlukan ?
Bagaimana mengumpulkan data-data tersebut ?


SIAPA SAJA YANG TERLIBAT

Hal selanjutnya yang perlu dipikirkan adalah mengenai profil orang – orang yang terlibat dalam perubahan. Profil orang-orang tersebut seharusnya dapat mengorganisasi informasi dari semua orang terlibat dalam upaya perubahan. Setiap orang akan mempunyai prioritas dan minat yang berbeda, berdasarkan fungsi mereka. Kebijaksanaan dan diplomasi harus digunakan ketika mempresentasikan tujuan perubahan kepada kelompok. Pesan yang sama harus disampaikan kepada semua orang, bagaimanapun pentingnya, perlu dicermati hal-hal khusus yang banyak relevansinya kepada kelompok. 

Penyesuaian pesan dengan minat orang-orang ini membawa kita untuk bekerja lebih efektif dengan kebutuhan yang berbeda-beda bagi setiap individu atau kelompok. Dengan memahami perbedaan akan meningkatkan kemungkinan menghargai pengalaman teman sejawat. Dengan memahami konsentrasi dan minat setiap orang, akan meningkatkan kinerja kepemimpinan. Contoh: Untuk memonitor tingkat infeksi semua staf di klinik, termasuk para dokter, perawat, bidan, petugas kebersihan, petugas yang menyediakan sabun dan tissue, para pasen. 

Tahap-Tahap Manajemen Perubahan
 
Suatu perubahan terjadi melalui tahap-tahapnya. Pertama-tama adanya dorongan dari dalam (dorongan internal), kemudian ada dorongan dari luar (dorongan eksternal). Untuk manajemen perubahan perlu diketahui adanya tahapan perubahan. Tahap-tahap manajemen perubahan ada empat, yaitu:
Tahap 1, yang merupakan tahap identifikasi perubahan, diharapkan seseorang dapat mengenal perubahan apa yang akan dilakukan /terjadi. Dalam tahap ini seseorang atau kelompok dapat mengenal kebutuhan perubahan dan mengidentifikasi tipe perubahan.
Tahap 2, adalah tahap perencanaan perubahan. Pada tahap ini harus dianalisis mengenai diagnostik situasional tehnik, pemilihan strategi umum, dan pemilihan. Dalam proses ini perlu dipertimbangkan adanya factor pendukung sehingga perubahan dapat terjadi dengan baik.  
Tahap 3, merupakan tahap implementasi perubahan dimana terjadi proses pencairan, perubahan dan pembekuan yang diharapkan. Apabila suatu perubahan sedang terjadi kemungkinan timbul masalah. Untuk itu perlu dilakukan monitoring perubahan.
Tahap 4, adalah tahap evaluasi dan umpan balik. Untuk melakukan evaluaasi diperlukan data, oleh karena itu dalam tahap ini dilakukan pengumpulan data dan evaluasi data tersebut. Hasil evaluasi ini dapat di umpan balik kepada tahap 1 sehingga memberi dampak pada perubahan yang diinginkan berikutnya.
Suatu perubahan melibatkan perasaan, aksi, perilaku, sikap, nilai-nilai dari orang yang terlibat dan tipe gaya manajemen yang dibutuhkan. Jika perubahan melibatkan sebagian besar terhadap perilaku dan sikap mereka, maka akan lebih sulit untuk merubahnya dan membutuhkan waktu yang lama. 

Jika pimpinan manajemen perubahan mengetahui emosi normal yang dicapai, ini akan lebih mudah untuk memahami dan menghandel emosi secara benar.  

Gambar berikut ini menunjukkan kejelasan komponen tersebut. 
 
   



 Dorongan internal Dorongan eksternal












  Pendukung












  Umpan Balik  





Gambar 2 :
Waktu dan Kesulitan untuk merubah Budaya/Kebiasaan


















* Ref : Atkinson, P. 1990: Creating Culture Change Bedford. IFS Ltd.
Kempton Bedford ISBN 81-85 789-02-2  
Gambar dibawah ini memperlihatkan bahwa jika paserta yang hadir memberikan dukungan yang cukup, mereka akan dapat menerima perubahan. Mereka tetap membutuhkan banyak dukungan untuk dapat menerima secara keseluruhan dan memahami perubahan tersebut ke setiap tindakan dan perilaku normal mereka sendiri. Gambar ini akan mengilustrasikan proses perubahan lebih baik.
Tanggung jawab terhadap pengelolaan perubahan ini harus mempertimbangkan perasaan dan emosi orang-orang yang terlibat di dalamnya. Jika hal ini diabaikan atau tim manajemen perubahan tidak sensitif terhadap hal ini, perubahan tidak akan dapat terjadi sesuai rencana yang telah dibuat. Perubahan dapat menjadi sangat resisten dan defensif. Seseorang yang memimpin perubahan mungkin harus merubah kinerja perubahan tersebut dengan maksud untuk memberikan dukungan yang lebih efektif.

Dalam proses perubahan, seorang pemimpin harus berupaya untuk melatih perubahan terlebih dahulu pada dirinya sendiri. Sehingga terjadi suatu integritas pada dirinya. Dan perubahan ini akan mempengaruhi terjadinya perubahan kinerja dalam organisasi yang dipimpinnya. Gambar-gambar dibawah ini menunjukkan bagaimana proses perubahan tersebut terjadi, komponen apa yang terkena dalam diri individu bila ingin berubah, bagaimana orang luar terlibat dalam proses perubahan di suatu organisasi dan bagaimana manajemen perubahan tersebut untuk mencapai tujuan organisasi. 
 

TRANSISI EMOSI SELAMA PERUBAHAN

Gambar 2: Mengelola Emosi dalam Proses Perubahan *



   


   
   


20/12/08

Dalil Wajibnya Kepemimpinan Dunia Islam (Imamah)

Dalil Wajibnya Kepemimpinan Dunia Dalam Islam


(Khalifah)
Berdasarkan pengertian mutlaknya, imamah merujuk pada kepemimpinan keagamaan untuk memberi peringatan kepada manusia agar memlihara hal yang bermanfaat bagi mereka sehubungan dengan urusan agama dan dunawi, imamah bertujuan melindungi masyarakat dari hal yang mungkin membahayakan mereka

Aspek Syariah
Imamah disisi Ahli Syari’ah merupakan hal yang wajib ada, baik berdasarkan akal maupun hokum syariah; secara syariah: sebagaimana kenabian merupakan suatu yang wajib ada bagi seorang manusia yang ada dalam sikon fitrah (kondisi harmonis alamiah manusia) serta dalam keadaan islam. Secara akal manusia membutuhkan seorang imam yang terpelihara dari dosa dan menjaga hokum syariah bagi mereka—dengan jalam memberitakan pahala yang dijanjikan dan ancaman siksaan-Nya, dan hukuman melaksanakan hukuman di dunia ini yang telah ditentukan secara legal. Sebagaimana manusia membutuhkan nabi dalam penegakan syariah diawalnya, manusia juga membutuhkan pemeliharan dan penjagaan syariah tersebut pada tahab selanjutnya.

Sejalan dengan itu, jika pengiriman nabi merupakan kewajian ilahi ( sebuah perbuatan yang wajib sebagai karunia ilahi dan sebuah sarana yang wajib ada untuk menegakan keyakinan keimaan) demikian pulalah dengan pengadaan Imamah.

Dalil sehubungan dengan keharusan adanya Imamah,
Jika kita merujuk pada firman Allah : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah, dan taatilah Rasul, dan Ulil Amri diantara kamu(Qs. 4:59) firman ini bisa digunakan sebagai bukti bahwa Allah Swt. Telah memerintahkan orang yang beriman agar taat kepada orang-orang yang diberikan wewenang (ulil al-amr) Khalifatullah, sebagaimana Allah Swt. menyuruh untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dengan kata lain
Jika taat kepada Allah swt. & Rasul-Nya menjadi suatu hal yang wajib demikian halnya kepada Para Imam, karena perintah dalam ayat tersebut setara kewajibannya umat dalam mentaatinya antara Allah, Rasul, dan Ulil amri.

Alasan penolakan Imamah
Ulil amr adalah golongan tertentu yang terbebas dari perbuatan salah (ma’shum) dan menutup kemungkinan bagi golongan atau bangsa yang lain. Sebab akan menghilangkan makna sebenarnya..... pandangan seperti ini tentunya akan bertentangan dengan kaum muslimin kebanyakan yang tidak menempatkan Imamah sebagai salah satu rukun islam, hal ini disebabkan kurangnya mereka memahami perintah-perintah besar dalam kitabullah yang menyaratkan adanya Imamah. Mereka berargument tidaklah mungkin orang yang diberi wewenang (ulilamr) adalah dari kalangan raja dan sultan, apalagi mereka yang dikenal karena penindasan dan kesewenang-wenangannya, selanjutnya, mayoritas kaum muslimin mengatakan bahwa orang itu bukanlah seoraang imam yang ma’shum dari keluarga nabi Muhammad Saw (meski keabsahan pendapat ini didukung Qur’an).

Mayoritas umat islam terselimuti kesibukan perkara penghidupan, sehingga kurang peka terhadap amal jama’i (yang wajib ditegakkan secara berjama’ah). semisal perintah meninggalkan riba... mayoritas umat islam sekadar tidak mau membungakan uang... sehingga tak sedikit para saudagar di pelosok daerah tak mau menerima kelebihan uang yang dipinjamkan untuk usaha para pengusaha ”naga”. Dalam arti luas ayat tersebut kita diperintahkan untuk membuat sistem dan mekanisme keuangan kita yang terlepas dari hal tersebut.
Dari kebanyakan muslim mereka tidak memahami perkara kekhalifaahan, mereka kebanyakan ridho dibawah kekuasaan yang tidak rahmati, selama penghidupan mereka tidak terganggu. Karena mereka menganggap ulil amr dari kalangan sultan dan raja-raja itu memerintah dengan penuh penindasan dan penyelewengan, tidak mungkin Allah Swt menyuruh makhluknya agar taat secara mutlaq kepada mereka. Mustahil Allah menyuruh mereka taat kepada seorang penindas / seorang yang kejam sebagaimana kemuliaan asma wasifat Allah Swt yang mustahil menindas dan mustahil melakukan kedzaliman.

Alasan Mazhab Imamiyah
Dengan adanya perintah yang setara kemutlakannya untuk ditaati antara Allah swt, Rasul, dan Ulilamri hal ini menunjukan adanya imam yang ma’shum yang Allah menjaganya dari hal dosa. Jika Rasulullah dan Ulilamri dimungkinkan salah (Baik salah besar atau kecil, baik sebelum maupun setelah diangkat) tentulah akal sehat orang beriman akan menolaknya. Kema’suman ini telah Allah perjelas ketika pada zaman Rasulullah dengan janji Allah yang akan menjaga keturunan Rasulullah dalam firman-Nya:
”Sesunguhnya Allah hendak bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. Qs. Al-ahzah. 33:33), dan karakter keluarga rasul sangat jelas sebagaimana Ahklaq Rasulullah yang lemah lembut sesama mukmin dan keras terhadap kaum kafir. Sebagaimana firman-Nya... Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. Ayat ini menjelaskan secara khusus mengenai masa ketika itu hingga masa depan kelak bahwa dimungkinkan tidak sedikit kaum muslimin yang enggan dibimbing para Imam (khalifah) dan memilih dengan milah (aturan main) yang berseberangan dengan milah para nabi.

Siapa Imam Yang Harus Ditaati sekarang Ini?
Di suatu ayat Allah Swt telah menunjuk Imam dengan cara yang cukup jelas di dalam firman-Nya: Sesungguhnya penolong (wali)kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan Orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka rukuk (kepada Allah). (Qs. Almaidah, 5:55). Tidak ada lain selain Amirul mukminin Ali Bin Ibn Abi Thalib,yang memberikan zakatnya seraya rukuk sesuai ijma’ tafsir. Maka dari itu, dialah yang dimaksud oleh ungkapan Allah, mereka yang diberi otorita kepemimpinan (ilil amr), artinya Allah sendiri yang memilihnya bukan atas cara demokrasi—yang kuat yang menang voting, terlepas haq atau pun bathil pemenangnya (salah).
Para Imam (Khalifah) Setelah Nabi Saw
Tulisan ini bertujuan untuk meluruskan pandangan kebanyakan umat Islam yang cenderung memberikan citra negatif kepada umat Islam Syiah yang katanya Syiah telah mengada-ada dengan 12 Imam-nya. Berikut ini adalah dalil-dalil sahih dari jalur Ahlussunnah yang berkenaan dengan 12 Khalifah (imam) penerus Rasulullah Saw yang membuktikan bahwa umat Islam Syiah tidak mengada-ada tentangnya bahkan mereka menyandarkan keyakinannya dari hadits/riwayat sahih (yang disepakati) dari kitab-kitab besar Ahlussunnah Wal Jama’ah itu sendiri.
Theorem of Leadership in Islam!
Dalil Ke-Imaman dalam Islam.
Berikut penulis menukil dalil kepemimpinan dari kitap yang dijadikan rujukan kebanyakan kaum muslimin dunia. Orang yang mengingkari Wilayah (kepemimpinan) Imam Ali bin Abi Thalib dan para imam Ahlulbait selanjutnya setelah Rasulullah saw adalah sesat/kafir/masuk neraka, tertulis jelas di dalam kitab-kitab besar Ahlussunah, berikut ini adalah dalil-dalilnya.
Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang ingin hidup seperti hidupku dan wafat seperti wafatku serta masuk ke surga yang telah dijanjikan kepadaku oleh Tuhanku yaitu Jannatul Khuld, maka hendaklah berwilayah kepada Ali dan keturunan sesudahnya, karena sesungguhnya mereka tidak akan mengeluarkan kamu dari pintu petunjuk dan tidak akan memasukkan kamu ke pintu kesesatan” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Sahih Bukhari juz 5, Sahih Muslim juz 2; Adzahabi dalam kitabnya Mizanul I’tidal juz 4; Al-Khawarizmi dalam kitabnya Al-Manaqib, Al-Qunduzi Al-Hanafi dalam kitabnya Yanabi’ al-Mawaddah; Ibnu Hajar Asqalani as-Syafi’i dalam kitabnya Al-Ishabah juz 1)
Rasulullah saw bersabda, “Wahai manusia! Hormatilah Ali karena Allah telah mengkaruniakan kelebihan kepadanya. Terimalah Ali karena Allah telah melantiknya untuk kalian. Wahai manusia! Sesungguhnya Ali adalah imam dari Allah. Allah sekali-kali tidak akan menerima taubat seorang yang mengingkari wilayahnya. Dan Allah sekali-kali tidak akan mengampuninya. Sudah pasti Allah akan melakukan hal demikian ini terhadap orang yang menyalahi perintah-Nya mengenainya. Dan Dia akan menyiksanya dengan siksaan pedih yang berpanjangan. Lantaran itu kalian berhati-hatilah supaya kalian tidak menyalahinya. Justru itu kalian akan dibakar di neraka di mana bahan bakarnya adalah manusia dan batu disediakan kepada orang-orang yang ingkar” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Al-Qunduzi al-Hanafi dalam kitabnya Yanabi` al-Mawaddah; al-Khawarizmi dalam kitabnya al-Manaqib; Ibnu Hajar dalam kitabnya Tahdhib al-Tahdhib juz 1)
Rasulullah saw bersabda, “Wahai manusia! Dengan akulah demi Allah, para Nabi dan Rasul yang terdahulu diberi khabar gembira. Aku adalah penutup para Nabi dan Rasul. Akulah hujjah atas semua makhluk di bumi dan di langit. Barangsiapa yang meragukan Ali adalah kafir sebagaimana kafir jahiliyah. Dan barangsiapa yang meragukan sabdaku ini, berarti dia meragukan seluruhnya. Orang yang meragukannya adalah neraka sebagai balasannya” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Al-Qunduzi al-Hanafi dalam kitabnya Yanabi’ al-Mawaddah; al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak juz 3)
Rasulullah saw bersabda, “Ali adalah pemimpin setiap orang yang beriman sesudahku” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Sahih Tirmidzi, juz 5; Al-Qunduzi al-Hanafi dalam kitabnya Yanabi’ al-mawaddah; Al-Khawarizmi al-Hanafi dalam kitabnya Al-Manaqib; Ibnu Hajar dalam kitabnya Al-Ishabah juz 2; An-Nasa’i As-Syafi’i dalam kitabnya Khashaish Amirul Mukminin; Ibnu Asakir as-Syafi’i dalam kitabnya Tarjamah Ali bin Abi Thalib dalam Tarikh Damsyiq juz 1; Ibnu Atsir dalam kitabnya Jami’ al-Ushul juz 9)
Dalil 12 Imam Penerus Nabi Saw
Jumlah Imam (Khalifah) sebagai penerus Rasulullah saw berjumlah 12 orang. Dan orang yang ingkar atau tidak mengetahui imam zamannya maka dia telah kafir. Hal tersebut tertulis jelas di dalam kitab-kitab besar Ahlussunnah, berikut ini adalah dalil-dalilnya.
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang mati tanpa ketaatan (kepada seorang imam), mati sebagai murtad dan kafir.” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Ahmad ibn Hanbal dalam kitabnya Musnad Ahmad, juz 3)
“Barangsiapa yang mati tanpa berbaiat (terhadap seorang imam), maka ia mati sebagai kafir.” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Sahih Muslim)
“Barangsiapa mati dan tidak memiliki seorang imam, ia mati sebagai seorang kafir.” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Al-Mu’jam al-Kabir juz 10)
“Selama masih ada paling sedikit dua orang (di dunia), persoalan ini (kekhalifahan) tetap berada di tangan Quraisy.” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Sahih Muslim, Sahih Bukhari, Musnad Ahmad)
“Barangsiapa yang mati tanpa seorang imam, maka ia mati sebagai kafir.” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Musnad Ahmad juz 4)
“Barangsiapa yang mati tidak memiliki imam umatnya, maka ia mati sebagai seorang kafir.” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Al-Hakim dalam kitabnya Mustadrak juz 1)
Dari Ali mengatakan bahwa Rasulullah saw ketika menafsirkan ayat al-Qur’an, ‘(ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan Imamnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.’ (QS.Al-Isra:71) beliau bersabda, ‘Setiap kelompok akan dipanggil dengan imam zamannya.” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Ad-Durr al-Mantsur juz 4; AL-Qurthubi dalam kitabnya Tafsir)
Jabir berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Akan ada 12 pemimpin dan khalifah.’ Kemudian beliau menambahkan sesuatu yang tidak bisa kudengar. Ayahku berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, ‘Semuanya dari golongan Quraisy.’” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Sahih Bukhari juz 4; Sahih Muslim; Sahih Tirmidzi; Sunan Abu Dawud; Musnad Ahmad)
Jabir meriwayatkan, “Aku dan ayahku pergi menemui Rasulullah saw. Kami mendengarnya bersabda, ‘Persoalan ini (kekhalifahan) tidak akan berakhir sampai datang 12 khalifah.’ Kemudian beliau menambahkan sesuatu yang tidak kudengar aku menanyakan pada ayahku apa yang Rasulullah saw sabdakan. Beliau saw bersabda, ‘Semuanya dari golongan Quraisy.’” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Sahih Muslim)
Rasulullah saw bersabda, “Agama Islam akan tetap berdiri sampai 12 khalifah, yang semuanya dari golongan Quraisy, memerintah atas kamu.” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Sahih Muslim; Syarah Nawawi)
Jabir berkata, “Rasulullah saw bersabda, ‘Akan ada 12 imam dan pemimpin setelahku.” Kemudian beliau mengatakan sesuatu yang tak dapat kumengerti. Aku menanyakan pada seseorang di sampingku tentang itu. Ia berkata, “Semuanya dari golongan Quraisy’” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Sahih At-Tirmidzi juz 2)
Rasulullah saw bersabda, “Terdapat 12 khalifah untuk umat (Islam) ini.” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Musnad Ahmad juz 5)
Rasulullah saw bersabda, “Agama ini akan tetap agung sampai datang 12 imam.” Mendengar hal ini, orang-orang mengagungkan Allah dengan berkata Allahu Akbar dan menangis keras. Kemudian beliau saw mengatakan sesuatu dengan suara yang pelan. “Aku bertanya pada ayahku, ‘Apa yang beliau katakan?’ ‘Mereka semua dari golongan Quraisy,’ jawabnya.’” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Sahih Abu Dawud juz 2)
Awn mengutip ayahnya Abu Juhayfah sebagai berikut, “Aku dan pamanku sedang bersama Rasulullah saw, ketika itu beliau bersabda, “Urusan umatku akan terus berlalu sampai datang 12 khalifah.’ Kemudian beliau memelankan suaranya. Aku bertanya oleh Rasulullah saw. Ia menjawab, ‘Wahai anakku!’ Rasulullah saw bersabda bahwa mereka semua dari golongan Quraisy’” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Mustadrak ‘ala ash-Shahihayn juz 3)
Masyruq berkata, “Kami duduk dengan Abdullah bin Mas’ud, mempelajari al-Qur’an darinya. Seseorang bertanya padanya, ‘Apakah engkau menanyakan kepada Rasulullah saw berapa khalifah yang akan memerintah umat ini?’ Ibnu Mas’ud menjawab, ‘Tentu saja kami menanyakan hal ini kepada Rasulullah saw dan beliau menjawab, ’12, seperti jumlah pemimpin suku Bani Israil.’” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Musnad Ahmad juz 1)
Jabir meriwayatkan, “Aku dan ayahku sedang berhadapan dengan Rasulullah saw ketika beliau bersabda, ‘Pemerintahan dan khalifah umat islam ini akan berjumlah 12. mereka tidak akan menderita meskipun orang-orang tidak memberikan pertolongan.’ Dan menambahkan sesuatu yang tidak kudengar. Aku menanyakan pada ayahku tentang hal itu, ‘Rasulullah saw mengatakan bahwa mereka semua dari golongan Quraisy,’ jawabnya’” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Al-Mu’jam Al-Kabir oleh Thabrani juz 2)
Dalil 12 Imam adalah Dari Bani Hasyim
Hadis-hadis tentang 12 imam adalah sahih dan mutawatir, mereka semua dari golongan Quraisy. Sekarang dari bani apakah mereka?
Jabir berkata, “Aku dan ayahku berada di hadapan Rasulullah saw ketika beliau bersabda, ‘Akan ada 12 khalifah setelahku.’ Kemudian beliau memelankan suaranya. Aku bertanya pada ayahku apa yang dikatakan oleh Rasulullah saw dengan pelan. Ia menjawab bahwa Rasulullah saw bersabda, ‘Mereka semua berasal dari Bani Hasyim!’” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Al-Qunduzi Al-Hanafi dalam kitabnya Yanabi’ Al-Mawaddah, Maktabah Ibnu Taymiyah)
Siapakah 12 Imam Itu?
Siapakah mereka (Imam 12)? Keluarga suci (Ahlulbait) Nabi? Sahabat Nabi? Berikut ini adalah dalil-dalil Sahihnya dari kitab-kitab Ahlussunnah.
Dari Ibnu Abbas, “Rasulullah saw bersabda, ‘Barangsiapa ingin hidup dan mati sepertiku dan ditempatkan di surga ‘Adn yang diciptakan Allah, maka harus mengikuti Ali dan penerusnya dan para imam setelahku, karena mereka adalah Ahlulbaitku. Mereka diciptakan dari tanahku dan diberikan pengetahuan. Kesengsaraan bagi orang yang menolak derajat ketinggian mereka. Kesengsaraan bagi orang yang menolak hubungan mereka dengaku. Semoga Allah mencabutnya dari syafaat mereka’” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Hilyat Al-Awliya juz 1)
Abu Sa’id al-Khudri berkata, “Rasulullah saw menyelesaikan shalat yang pertama bersama kami, kemudian membalik badan menghadap kami dan bersabda, ‘Wahai para sahabatku, Ahlulbaitku di sisimu adalahseperti perahu Nuh dan gerbang Tobat. Maka setelahku, berpegang teguhlah pada Ahlulbaiku, pengikut kebenaran dan keturunanku. Dan pasti kalian tidak akan tersesat’ beliau di tanya,’Wahai Rasulullah, ada berapa jumlah imam setelahmu?’ Beliau menjawab, ‘Mereka berjumlah 12 dari Ahlulbaitku’” (Referensi Sahih Ahlussunnah : HR. Al-Hakim dalam kitabnya Al-Mustadrak Ash-Shahihain, juz 2, Al-Hakim berkata hadits ini Sahih; Musnad al-Firdaus)
Seorang Yahudi memanggil Na’tsal untuk datang menemui Rasulullah saw dan berkata, “Wahai Muhammad! Aku memiliki beberapa pertanyaan yang telah lama kusimpan. Jika engkau dapat menjawabnya, maka aku akan mameluk Islam dengan pertolonganmu.” Rasulullah saw bersabda, “Wahai Abu Amarah! Engkau dapat menanyakannya padaku!” Ia bertanya, “Wahai Muhammad! Bertahukanlah kepadaku penerus-penerusmu, karena tidak ada Rasul tanpa penerus.” Rasulullah saw menjawab, “Penerusku adalah Ali bin Abi Thalib dan setelahnya adalah kedua cucuku Al-Hasan dan Al-Husain, yang setelahnya akan ada 9 imam dari keturunan al-Husain yang datang secara berurutan.” Kemudian Yahudi itu berkata, “Sebutkan nama-nama mereka, wahai Muhammad!” Rasulullah saw menyatakan, “Setelah al-Husain akan ada putranya Ali (Zainal Abidin), setelahnya Muhammad (Al-Baqir), setelahnya Ja’far (Ash-Shadiq), setelahnya Musa (Al-Kazhim), setelahnya Ali (Ar-Ridha), setelahnya Muhammad (Al-Jawad) setelahnya Ali (Al-Hadi), setelahnya Hasan (Al-Asykari) dan setelah Hasan putranya Hujjah Muhammad Al-Mahdi. Maka jumlah mereka ada 12 imam.” (Referensi Sahih Ahlussunnah : Al-Qunduzi al-Hanafi dalam kitabnya Yanabi’ al-Mawaddah)
So What!
Sebagaimana Hidayah adalah suatu yang harus diusahakan, memposisikan diri dalam barisan (shab) kepemimpinan islam pun sama halnya—agar tidak sepeti buih di lautan kelihatan banyak namun terombang-ambing tak tentu arah...Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
Kemana Kita Hendak Mencari Imamah Islam? Mengangkat diantara kita, mengangkat raja, atau menggikuti jalur dari keluarga Rasulullah Saw sebagaimana amanahnya..
Semoga Allah membimbing kita.

08/11/08



monggo dikirimi pesan